
Swaramediakaltim.com – Kepala Kantor Kesyahbandara dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Samarinda Marsudi menjelaskan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk bekerja baik untuk persoalan pasca insiden Fender Jembatan Mahakam ditabrak kapal tongkang muatan kayu beberapa waktu lalu maupun pelayanan terhadap pengguna jasa.
Ia mengatakan, di KSOP Kelas I Samarinda sudah beberapa kali memberikan pernyataan. Begitu juga statement di KSOP itu tidak diam artinya bekerja.
“KSOP tidak diam dan mengambil langkah-langkah perbaikan, serta memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna jasa,” kata Marsudi, di Samarinda, Sabtu 15 Maret 2025.
Lebih lanjut Ia mengatakan, sudah rapat koordinasi dengan yang memiliki kepentingan seperti Dinas Perhubungan Provinsi maupun Kota, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional ( BBPJM) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), serta pemilik kapal yang menabrak Jembatan Mahakam.
“Terkait pembangunan Fender baru dalam melindungi tiang jembatan, namun hal itu juga perlu waktu yang lumayan lama,” ungkapnya.
Marsudi menjelaskan, bahwa perlu membersihkan area untuk nantinya, melakukan fender yang baru. Artinya, ada proses di sana perlu waktu dan memang tidak bisa secepat dilakukan untuk perbaikan dari fender yang rusak.
Lanjutnya untuk mengamankan di area di Jembatan Kembar setelah hilang Fender ditabrak kapal tongkang muatan kayu, secara teknis KSOP Samarinda pun telah meningkatkan keamanan dengan menambahkan dua tag eks dan sudah tiga assis yang juga bekerja di sisi jembatan.
“Setelah kejadian kemarin level pengamanan dalam bahasa kita tingkatkan, Iya, mungkin awal itu tidak ada tag ekspor kita tambah dua, kita juga tambah juga asis dua. Ini sebagai bentuk pengamanan kita sedemikian rupa, terus kita batasi juga ketinggian muatannya yang lewat, sesuai dengan kapasitas kapal,” jelasnya.
Ia mengatakan, sebagai bentuk risiko untuk bertanggung jawab, perusahaan akan bertanggung jawab atas insiden tersebut dan ia juga mengatakan kapal tongkang muatan kayu telah diamankan.
“Secara tanggung jawab seperti halnya pemilik kapal bertanggung jawab dan juga ada dihadapan notaris menyatakan tanggung jawab, besarannya berapapun. Cuma perlu kajian, berapa jumlah kerugian, biaya pembangunan fender yang baru, itu kan perlu kajian. Ini pemilik kapal menyatakan siap bertanggung jawab,” ucapnya.
Kepala KSOP Kelas 1 Samarinda itu menilai jika terjadinya penutupan alur di bawah Jembatan kembar Mahakam, maka akan berdampak pada ekonomi, mengingat Kalimantan Timur dikenal sebagai ekspor batu bara.
“Kami sudah melakukan penutupan alur, pada saat melakukan investigasi, apa saja yang perlu dilakukan dan kami lakukan penutupan dalam sehari kemarin kan, tapi menutup untuk sampai fender itu dibangun, itu diluar logika kita, karena berapa lama fender itu dibangun masih,” jelasnya.
“Kalau ditutup beberapa bulan kira-kira ditutup dengan jangka waktu itu dampaknya sepeti apa, nah ini perlu kajian juga,” tegasnya.(*aya)