Redaksi
SAMARINDA, Swaramediakaltim.com – Wajah representasi rakyat hasil Pemilu 14 Februari 2024, mulai mengisi kursi-kursi legislatif di DPRD wilayah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Ribuan wakil rakyat di seluruh Bumi Etam ini yang akan mengatur dan mengurus daerahnya masing-masing, secara mandiri bersama eksekutif dan pemerintahan.
Mereka akan memproduksi beragam peraturan daerah sejalan dengan kewenangan legislasi yang dimiliki sesuai dengan tugas dan amanah sebagai wakil rakyat. Salah satu cara untuk membawa kemajuan atau bisa jadi menciptakan kemunduran daerah masing-masing.
Tanggapan positif datang dari Yuliansyah pria asal kelahiran Kota Samarinda itu, bernasib mujur selama 7 tahun menjadi sopir pribadi H Abdul Rahman Agus, yang baru saja dilantik bersamaan 53 wakil rakyat di Gedung DPRD Kaltim Senin (2/9/2024).
Pria akrab dipanggil Om Yuli ini sambil mengisi kebosanannya, menyeruput kopi hitam dari gelas di halaman parkiran DPRD Kaltim. Om Yuli memainkan layar ponselnya. Ditanya sedang apa om yuli emang gak bosan..?. Kemudian pria berusia 49 tahun ini berkata, bahwa menunggu bos berjam-jam sudah jadi santapan kerjaannya saban hari.
Diketahui Om Yuli biasa membawa mobil yang berbeda-beda milik bosnya sebelum menjadi Anggota DPRD Kaltim. Mulai dari Marcedes Benz S-400, Toyota Alphard, Mitshubishi Pajero Sport Dakar, Toyota Portuner, terkadang menunggangi Honda HR-V, Innova Zenix Hybrid dan Toyota Land Cruiser GR Sport, serta mobil lainnya.
Meski perannya sebagai sopir pribadi tiba tiba naik jabatan menjadi sopir Anggota DPRD Kaltim (Abdul Rahman Agus), dirinya bekerja berbasis kepercayaan. “Tak ada yang namanya kontrak, semua diatur lewat kesepakatan lisan antara bos dan saya menjadi sopir sidin,” ucap si sopir berdarah suku banjar ini, mendapatkan bosnya yang royal terhadap semua staff dan karyawannya di perusahan PT Ratah Indah.
Om Yuli juga mengatakan, bahwa sebaliknya ada bos yang pelit, rewel, dan kerap menyalahkan sopir. Namun hal itu tak pernah dirasakan olehnya selama bertahun tahun menjadi sopir Abdul Rahman Agus yang juga dikenal sebagai pengusuha subkontraktor tambang Batubara diwilayah Kutai Barat.
“Setiap bos beda-beda, ada sopir yang gajinya gede tapi uang makan kecil. Sebaliknya, ada yang gajinya kecil tapi uang makan besar. Alhamdulillah selama ulun begawi dengan sidin, semua keluhan ekonomi rumahtangga bisa teratasi,” imbuh Om Yuli, sembari meloloskan sebatang rokok yang enggan menyebutkan nilai gajih bulanan diterimanya.
Selama 7 tahun Om Yuli mengawal karir Abdul Rahman Agus, dirinya juga mengakui belum pernah mendengar cerita bos para sopir lain yang peduli macam bos dia. Karena sering ia mendengar rekanan para sopir bos lainnya, seperti ia jumpai di halaman parkir DPRD Kaltim, ada yang bekerja untuk Perusahaan, ada juga yang bekerja untuk orang kaya di Kaltim.
“Mereka sering ngobral termasuk membagi kisah dan kesan mereka terhadap majikannya. Dari gajih, bos yang cerewet, uang lembur, merangkap pekerjaan lainnya, membersihkan taman, hingga soal jaminan kesehatan. Saya sering ditanyai kekawanan, kalau bos ulun tetap care banget sama sopir, karena sudah dianggap kaya dinsanak,” pupus Om Yuli sembari membuka pintu mobil menjemput sang bosnya menuju lobby parkir DPRD Kaltim. (*)
