MARIA GORETTY NERENG: Dalam Rangka Mengimplementasikan Kebijakan Pembangunan Daerah (1)
OPINI PUBLIK, Swaramediakaltim.com – Kutai Barat saat ini sedang berada dalam suasana kontestasi politik, tujuan utamanya adalah untuk menentukan siapa yang memiliki legitimasi untuk memimpin. Masyarakat membutuhkan pemimpin yang mampu melihat jangka panjang Kutai Barat, sebut saja seorang tokoh Bpk Ismail Thomas, setelah satu dasawarsa kepemimpinannya, sebagai Bupati Kutai Barat, terus mengoptimalkan dedikasinya, melampaui periode jabatannya, dengan fokus pada pembangunan yang berkelanjutan.
Melalui keputusannya menjadi anggota DPR-RI. Pak Ismail Thomas, masih terus bersama dan bekerjasama dengan mitra kerja dan tenaga ahli, untuk membangun daerah Purai Ngeriman. Kita bukan mencari orang yang hanya mengandalkan kemampuannya sendiri, tapi sosok yang memiliki kemampuan kolaborasi dengan tim kerjanya.
Kutai Barat milik kita bersama, Bupati dan timnya harus mampu melaksanakan Implementasi Kebijakan Pembangunan untuk mempertimbangkan aspek strategis, melibatkan masyarakat lokal dalam proses pengambilan keputusan.
Bupati dengan pola kepemimpinan negarawan mampu melakukan Pengembangan Infrastruktur, seperti jalan, jembatan, fasilitas kesehatan, dan pendidikan harus ditingkatkan untuk mendukung aksesibilitas dan kualitas hidup Masyarakat; juga melakukan Pemberdayaan Masyarakat Adat, mengakui, melindungi, dan memberdayakan masyarakat adat melalui, Penguatan kearifan lokal, Diversifikasi ekonomi, mengembangkan sektor Pariwisata berbasis alam dan budaya, Pertanian berkelanjutan, UMKM lokal. Transparansi dan Akuntabilitas, dalam pengelolaan anggaran dan pelaksanaan proyek pembangunan agar kepercayaan publik meningkat.
Bagaimana kita dapat menentukan keunggulan pimpinan yang kita harapkan. Pemimpin yang unggul memiliki kemampuan manajerial dan kepemimpinan, kedua hal tersebut, lahir sebagai suatu konsekuensi logis dari perilaku dan budaya manusia yang terlahir sebagai individu yang memiliki ketergantungan sosial yang sangat tinggi dalam mencapai tujuan bersama.
FENA salah satu paslon yang saya catat kiprahnya dalam beberapa tahun belakangan ini, telah mulai membersamai kegiatan saya sebagai tenaga ahli DPR-RI komisi 7 dan komisi 1, dalam bertukar pemikiran. Bagaimana agar masyarakat Kubar mampu menciptakan struktur sosial mulai dari keluarga sampai bangsa, yaitu struktur jaringan sosial yang mengikat individu dan organisasi; norma-norma yang membentuk perilaku para aktor dalam sistem sosial.
Dalam kurun waktu lima tahun kebelakang, kita menyoroti bersama, kegiatan bapak Frederick Edwin, FENA mulai mereplikasikan interaksi sosial antar manusia, mengunjungi masyarakat yang tertimpa musibah, ikut serta terlibat membantu langsung dalam kemalangan tersebut tanpa pamrih. Sederhana tapi menyentuh sisi manusiawi.
Hal ini membentuk pelbagai nilai, norma sosial dan ritual-ritual, yang pada akhirnya membentuk masyarakat manusia. Baik melalui sains, teknologi, filosofi dan agama, mereka juga mempengaruhi lingkungan, dengan mengembangkan alat dan ketrampilan, gebrakannya jauh lebih unggul daripada paslon lainnya, tanpa sengaja FENA telah membangun kembali peradaban baru (civilization).
Pemimpin seperti ini yang kita pilih, sanggup dan tanggap serta bertekad utk menghadapi dan mengatasi kompleksitas permasalahan nasional dan daerah. dalam hal ini persoalannya tidak akan berhenti pada kesanggupan dan tekad semata-mata, di sinilah seseorang kemampuan seorang pemimpin akan diuji. di sini akan terkait “public trust” yang sangat strategis dalam kepemimpinan.
Ada dua kisah sebagai penutup tulisan saya ini, Pertama adalah Kisah Esau dan Yakub, Sebagai putra sulung Ishak, Esau seharusnya mewarisi perjanjian dengan Allah. Namun, Esau menukar hak kesulungannya (warisan) kepada adiknya, Yakub, dengan “semangkuk bubur” saat ia terlalu lapar untuk memikirkan apa yang dibuangnya.
Esau menjual hak kesulungannya, yaitu hak memimpin keluarga dan memiliki lebih banyak tanah dan hewan untuk membantu memelihara keluarga. Ini menunjukkan kurangnya rasa hormatnya terhadap kedudukan dan hak istimewa yang diperolehnya. Perlakuan yang ceroboh terhadap berkat yang diberikan Tuhan, menunjukkan bahwa fokus sebenarnya adalah pada keinginan sementara daripada berkat seumur hidup.
Terlepas dari Esau yang mengabaikan hukum Tuhan, dan tidak menghormati hak kesulungannya. Ini merupakan bagian dari rencana pemeliharaan Tuhan memilih Yakub, yang memiliki banyak kekurangan, tetapi setia, untuk meneruskan janji-Nya kepada Ishak dan Abraham.
Kisah yang kedua adalah, Kisah Daud dan Goliat dapat ditemukan dalam kitab Perjanjian Lama dan Al-Qur’an. Daud berhasil mengalahkan Goliat karena imannya kepada Tuhan. Ia percaya bahwa Tuhan akan menyerahkan Goliat ke dalam tangannya. Daud tidak mengandalkan dirinya sendiri, tetapi bersandar kepada Tuhan. dengan memiliki keterampilan sebagai pelontar yang terlatih karena tugasnya sebagai gembala. Goliat mungkin mengidap sindrom akromegali yang menyebabkan gigantisme dan kebutaan ringan. ia membawa kepala Goliat. Daud menjadi Raja Bangsa Israel.
Dimata setiap orang, mungkin paslon dukungan kita, bukan siapa-siapa, tidak ada apa-apanya, Tapi paslon ini mengandalkan dan bersandar pada Allah, ia menjalankan tugasnya, sesuai dengan ketrampilan dan keahlianya, sesuai dengan kemampuannya, dan Tuhan menjadikan FENA sebagai Bupati Kubar berikutnya.
Salam dan Sukses dalam mempersiapkan Pesta Demokrasi.
Jakarta, 18 November 2024
MARIA GORETTY NERENG
Tim Pendamping Kebijakan Bupati Kutai Barat 2016-2019
Tenaga Ahli DPRRI Komisi 7 & 1
Lulusan PPRA LII Lemhannas RI