Masyarakat Kelian Dalam Menggantungkan Periok Mereka di Tambang Emas Tradisional

Swaramediakaltim.com – Masyarakat Kampung Kelian Dalam, Kecamatan Tering, Kabupaten Kutai Barat (Kubar), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), meminta pemerintah untuk memahami kondisi mereka terkait penambangan emas secara tradisional atau disebut tambang rakyat.

Mereka berharap Pemerintah Daerah khususnya Provinsi Kaltim, memberikan solusi yang tepat agar aktivitas tradisional ini dapat terus berjalan, namun dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan dan keselamatan kerja.

Hingga kini para pekerja penambang emas tradisional itu, rata rata asli warga Kampung Kelian Dalam, dengan menggunakan tenaga mesin domfeng jenis diesel, sedikitnya 15 hingga 30 unit yang dirancang dengan menggunakan panggung diatas rakit apung.

Aktivitas kerja tambang rakyat itu, terbukti bertujuan membedah dampak ekonomi penambangan emas terhadap kesejahteraan masyarakat lokal yang mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi mereka sehari hari. 

Tambang rakyat ini sudah terasa sebelum kedatangan perusahaan asing pertambangan emas yang dikenal PT Kem kala itu. Masyarakat lokal mendongkrak ekonomi keluarga dengan mendulang butiran emas secara tradisional dengan mengunakan alat sederhana. Di samping bernilai intrinsik dan ekonomis, aktivitas ini terus dilakukan hingga saat ini.

Salah satu ibu rumah tangga Yati menyebut, dirinya bersama warga setempat bekerja dilokasi lahan milik pribadi mereka yang berada dikawan bantaran sungai kelian dalam. Kendati demikian, dirinya mengakui hingga saat ini aktifitas tradisional tersebut, tampa merusak lahan maupun lokasi milik orang lain. 

“Memang sebagian warga menggunakan alat berat jenis excavator. Alat berat ini di rental hanya untuk menggali bongkahan batu yang tak dapat kami kerjakan untuk mengambil pungutan dibawahnya. Kemudian hasil akhir dikerjakan dengan cara manual yaitu mendulang,” ujar Yati usai mengikuti sosialiasi dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bersama Polres dan Kodim 0912 Kubar, Kamis (12/6/2025).

Senada diterangkan Hayati ibu rumah tangga yang ikut mendulang pasir diberikan cuma cuma oleh pemilik lahan yang menggunakan excavator. Yayat menyebut, terkadang kelompok penambang emas ini cenderung berpindah pindah, karena cadangan pungutan emas yang digali mulai menipis.

“Jika aktivitas tambang rakyat ini dihentikan, sedikitnya 1.923 jiwa masyarakat Kampung Kelian Dalam, menggantungkan periuk mereka di kawasan penambang emas tradisional ini. Kegiatan mendulang rezeki ini merupakan usaha masyarakat banyak, yang mengantungkan hidup untuk menopang ekonomi keluarga kami sejak tahun 1960 silam,” tutur Hayati. 

Pantaun media ini di lapangan, selain mengandalkan alat dulang kayu dan mesin domfeng, masyarakat dipermudah dengan bantuan alat berat beruapa excavator untuk menggali gundukan batu yang sebelumnya telah dikerjakan oleh penambang emas terdahulu.

Sisa sisa pengutan inilah yang dikerjakan oleh masyarakat di kawasan pinggiran sungai kelian dalam. Tidak hanya itu, penambangan emas secara tradisional sangat memerlukan ketajaman bola mata untuk memisahkan bijih emas dari tanah bercampur batu, pasir dan kandungan alam lainnya.

Mirisnya terlihat aktifitas kerja masyarakat hingga berjam-jam mereka sanggup berendam dalam air dan dipanggang sinar matahari. Hasil dulang emas banyak tergantung pada sisa lahan garapan terdahulu, teknik dan kesabaran hati pendulang emas menjadi sumber penghasilan untuk memenuhi keperluan hidup masyarakat setempat.

Penghasilan tak menentu, jika nasip lagi mujur, maka setiap hari mereka sanggup memproduksi antara 10 hingga 15 gram emas. Hasil penambangan tidak selalu pasti. Menambang emas analog dengan usaha spekulatif dalam hidup mereka sehari hari. Mereka yang beruntung akan meraih lebih banyak emas, sedangkan yang kurang beruntung hanya mendapat sedikit emas.

Warga masyarakat kreatif mencari kawasan tepi sungai atau lokasi yang diduga mengandung emas. Dalam waktu singkat pertambahan jumlah penambang rakyat ibarat jamur di musim hujan. Tak heran, keadaan ini mendapat reaksi dari kelompok mengatas namakan Aliansi Penyelamat Hutan Kutai Barat (APHKB) atas kegiatan penambangan emas tanpa izin. 

Penambang lokal dicap sebagai “Penambang Liar” karena mereka tidak memiliki Surat Izin Penambangan Rakyat (SIPR). Sehingga kegiatan mereka dijuluki PETI (Penambangan Emas Tanpa Izin).

Namun, dalam skala mikro, penambangan emas termasuk salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup rakyat kecil. Mereka berusaha menggali dan menemukan butiran emas demi kesejahteraan hidup. Dengan hasil penambangan mereka dapat memenuhi kebutuhan belanja, melunasi uang sekolah anak, berobat, membeli kendaraan bermotor dan meniti masa depan yang lebih baik.

Penulis : Alfian

Editor : Redaksi

Loading

Redaksi

Swaramediakaltim.com merupakan media lokal yang tergabung dalam Asosiasi Media Cyber Indonesia (SMSI), dengan sajian berita informasi seputaran wilayah Kalimantan dan lainnya hingga Nasional

Related Posts

Rakontekda Peternakan dan Kesehatan Hewan se Kaltim

Wagub Seno : Kami Minta Ada Target PDKT Setiap Tahun Swaramediakaltim.com – Pemprov Kaltim menyambut baik dan mengapresiasi pelaksanaan Rapat Konsultasi dan Koordinasi Teknis Daerah (Rakontekda) Pembangunan Peternakan dan Kesehatan…

Loading

Continue reading
Gubernur Harum Harap Puskesmas Humanis Layani Masyarakat

Swaramediakaltim.com – Sebagai sarana yang dibangun Pemerintah untuk melayani masyarakat dalam bidang kesehatan, maka Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) selain berkualitas juga melayani secara ramah dan santun. Hal itu disampaikan Gubernur…

Loading

Continue reading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Lainnya

Lahirkan Anggota Polri Berkualitas, Polda Kaltim Gelar Sidang Akhir Penerimaan Siswa Baru 2025

  • Juli 4, 2025
Lahirkan Anggota Polri Berkualitas, Polda Kaltim Gelar Sidang Akhir Penerimaan Siswa Baru 2025

Tahun ini 9000 Mahasiswa Mendaftar, Pemprov Kaltim Tetap Perhatikan Mahasiswa UT

  • Juli 3, 2025
Tahun ini 9000 Mahasiswa Mendaftar, Pemprov Kaltim Tetap Perhatikan Mahasiswa UT

Cari Bibit Atlet Sepakbola, Bupati Kubar Tutup Piala Soeratin di Stadion Swalas Guna Sendawar

  • Juli 3, 2025
Cari Bibit Atlet Sepakbola, Bupati Kubar Tutup Piala Soeratin di Stadion Swalas Guna Sendawar

Gubernur Kaltim Ajak Masyarakat Selamatkan Pesut Mahakam

  • Juli 3, 2025
Gubernur Kaltim Ajak Masyarakat Selamatkan Pesut Mahakam

Rakontekda Peternakan dan Kesehatan Hewan se Kaltim

  • Juli 2, 2025
Rakontekda Peternakan dan Kesehatan Hewan se Kaltim

PAN Peduli Rakyat, H Agus dan Nanang Serahkan Bantuan Musibah Kebakaran di Long Iram

  • Juli 2, 2025
PAN Peduli Rakyat, H Agus dan Nanang Serahkan Bantuan Musibah Kebakaran di Long Iram
Verified by MonsterInsights