
MARIA GORETTY NERENG: Dari Sudut Pandang Sosial Kemasyarakatan (2)
OPINI PUBLIK, Swaramediakaltim.com – Kutai Barat, sebuah kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur, memiliki dinamika sosial dan kultural yang khas yang dapat mempengaruhi kesiapan kepemimpinan negarawan yang sebentar lagi akan dipilih oleh masyarakatnya. Dalam konteks sosial kemasyarakatan, kepemimpinan negarawan bukan hanya tentang kemampuan memimpin dalam urusan pemerintahan, tetapi juga bagaimana seorang pemimpin mampu membangun kesatuan, dan mengelola keberagaman, serta merespons kebutuhan masyarakat dengan arif dan bijaksana.
Keberagaman Sosial Budaya yang ada di Kutai Barat terdiri dari berbagai kelompok etnis, seperti suku Dayak: Benuaq, Tunjung, Bahau, Modang, Kayan, Kenyah, Kutai, Banjar, Jawa, Bugis, Toraja, Flores, Madura, Bali, Batak dll, lebih dari 40 suku yang hidup bersama, yang memiliki tradisi dan budaya masing-masing.
Keragaman ini menciptakan harmoni budaya dan keunikan dalam kehidupan masyarakat Kutai Barat. Keragaman suku ini tercermin dalam adat istiadat, seni, dan bahasa daerah yang kaya. Kutai Barat perlu terus berupaya menjaga keberagaman ini melalui kebijakan yang inklusif, perlindungan adat, dan pelestarian budaya lokal, Maka di butuhkan seorang pemimpin negarawan yang harus dapat mengelola keberagaman ini dengan bijaksana, menghindari perpecahan, dan menjembatani perbedaan. Kepemimpinan yang inklusif, menghargai hak-hak berbagai suku, dan mendorong integrasi sosial sangat penting dalam menciptakan stabilitas di daerah ini.
Sementara itu untuk keragaman religius, agama dan kepercayaan, Katolik dan Protestan, merupakan agama dengan jumlah penganut terbesar, terutama di kalangan masyarakat Dayak. Islam, Hindu, Buddha, Konghucu, dan untuk kepercayaan tradisional, ada kaharingan. Tak diragukan bahwa sangat terasa harmoni keberagaman di Kutai Barat. Masyarakat hidup rukun dan saling menghormati keberagaman agama serta kepercayaan ini.
Berbagai perayaan agama, adat, dan tradisi lokal menjadi bagian dari kehidupan sosial yang memperkuat ikatan antar komunitas. Pemerintah daerah juga mendukung pelestarian nilai-nilai budaya dan tradisi melalui kebijakan inklusif.
Keberagaman agama dan kepercayaan di Kutai Barat mencerminkan toleransi dan harmoni sosial yang kuat di tengah masyarakat multikultural. Ini menjadi kekayaan yang terus dijaga dan dilestarikan dalam pembangunan daerah.
Kesiapan kepemimpinan negarawan juga diukur dari kemampuannya untuk membuka ruang bagi partisipasi masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan. Di Kutai Barat, yang sebagian besar masih bergantung pada sektor pertanian dan sumber daya alam, pemimpin yang baik harus bisa mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pembangunan berkelanjutan, serta mendorong masyarakat untuk aktif dalam perencanaan pembangunan yang berbasis pada kebutuhan mereka.
Tak dipungkiri, di bagian terluar, masih banyak masyarakat yang hidup dalam kondisi ekonomi yang terbatas. Salah satu tantangan terbesar adalah menciptakan pemerataan pembangunan, sehingga semua lapisan masyarakat merasakan dampaknya.
Kepemimpinan negarawan harus mampu merancang kebijakan yang adil dan berpihak pada kelompok-kelompok marginal, terutama dalam mengelola sumber daya alam yang ada di daerah tersebut. Pemimpin yang bijak akan memperhatikan keseimbangan antara eksploitasi sumber daya alam dan pelestarian lingkungan untuk keberlanjutan generasi mendatang.
Dalam konteks Kutai Barat, kepemimpinan negarawan juga dituntut untuk memperkuat institusi-institusi lokal dan menghargai kearifan lokal yang sudah ada. Banyak masyarakat Kutai Barat yang masih mengandalkan sistem adat dalam penyelesaian masalah sosial mereka.
Seorang pemimpin negarawan harus mampu menghargai dan mengintegrasikan sistem hukum adat dengan sistem hukum negara, sehingga tercipta sebuah harmoni dalam menjalankan roda pemerintahan.
Dalam konteks sosial kemasyarakatan yang lebih luas, seorang pemimpin di Kutai Barat juga harus memiliki wawasan global, terutama terkait dengan perubahan iklim, perdagangan internasional, dan teknologi. Pemimpin yang memiliki kemampuan untuk memahami dinamika global dan mengadaptasi kebijakan lokal dengan tren global akan lebih siap menghadapi tantangan yang berkembang.
Bagaimana kesiapan FENA menjawab tantangan kedepan, dengan kombinasi usia, pengalaman dan energi diantara mereka, Nanang Adriani, tentu memiliki pengalaman, kebijaksanaan, dan pemahaman yang mendalam tentang isu-isu strategis, serta jaringan yang luas.
Sementara Frederick Edwin, membawa energi, semangat, dan perspektif segar terhadap tantangan modern, terutama yang terkait dengan teknologi, inovasi, dan kebutuhan generasi muda. Kombinasi ini menciptakan keseimbangan antara stabilitas dan dinamika dalam kepemimpinan.
Perbedaan usia memungkinkan FENA untuk menarik simpati dari kelompok usia yang lebih beragam, Pemilih muda cenderung mendukung calon yang lebih muda karena dianggap lebih memahami kebutuhan generasi mereka. Pemilih yang lebih tua merasa terwakili oleh calon yang lebih matang dan berpengalaman.
Perbedaan generasi memberikan cara pandang yang beragam dalam merumuskan kebijakan. Frederick Edwin, tentunya cenderung lebih terbuka terhadap perubahan cepat, sementara Nanang Adriani yang lebih tua mampu memberikan panduan berdasarkan pengalaman.
Yang muda belajar dari kebijaksanaan dan pengalaman pasangannya. Sementara pasangannya mendapatkan inspirasi dan ide-ide baru dari rekannya yang lebih muda, Kerjasama ini menunjukkan kemampuan mereka untuk bekerja sebagai tim, yang menjadi contoh positif bagi masyarakat.
FENA Paslon dengan perbedaan usia jauh dapat mencerminkan nilai inklusivitas dan persatuan lintas generasi. Ini memberikan pesan bahwa mereka mampu mewakili seluruh lapisan masyarakat, tanpa memandang usia. dengan perbedaan usia jauh memiliki potensi untuk menawarkan kepemimpinan yang seimbang, inovatif, dan inklusif. Kuncinya terletak pada kemampuan mereka untuk memadukan kelebihan masing-masing dan bekerja sebagai tim yang solid demi kepentingan masyarakat.
Secara keseluruhan, kesiapan kepemimpinan negarawan di Kutai Barat sangat bergantung pada kemampuan seorang pemimpin untuk mengelola keberagaman, memperhatikan keadilan sosial, dan mengelola potensi daerah dengan cara yang berkelanjutan. Kepemimpinan yang mampu menjembatani berbagai kepentingan sosial, budaya, dan ekonomi akan memberikan kontribusi yang besar bagi kesejahteraan masyarakat Kutai Barat.
Salam dan Sukses dalam mempersiapkan Pesta Demokrasi.
Jakarta, 19 November 2024
MARIA GORETTY NERENG
Tim Pendamping Kebijakan Bupati Kutai Barat 2016-2019
Tenaga Ahli DPRRI Komisi 7 & 1, Dapil Kutai Barat 2019-2024
Lulusan PPRA LII Lemhannas RI