
BALIKPAPAN, Swaramediakaltim.com – Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Prof Dr Akmal Malik didaulat menjadi narasumber West Sulawesi Invesment Forum 2024 yang digagas Pemprov Sulawesi Barat (Sulbar), di Grand Jatra Hotel Balikpapan, Jumat 6 September 2024.
Dalam kesempatan ini, Pj Gubernur Akmal Malik menegaskan, Provinsi Kaltim terbuka kepada siapa saja untuk berinvestasi. Apalagi, Ibu Kota Nusantara (IKN) berada di Benua Etam dan kini terus berlari kencang.
Untuk itu, Pemprov Kaltim meyakini lahan yang dimiliki Sulbar sangat luas dan banyak. Sehingga, mampu mendukung keberadaan IKN melalui potensi produksi dari Sulbar. Tetapi, tentu perlu kerja keras yang tidak biasa-biasa saja.
“Contohnya yang kini dilakukan Kaltim, melalui pisang yang harganya biasa persisir tujuh ribu rupiah. Ternyata, bisa kita hasilkan menjadi 35 ribu rupiah di pasar Eropa, mulai di Belgia, Vietnam dan Iraq. Itu, karena kami lakukan bukan biasa-biasa saja,” tegas Akmal Malik saat paparan dihadapan ratusan pejabat Pemprov Sulbar dan Pejabat Kabupaten/Kota Sulbar.
Bagi Akmal, saat ini tidak perlu berbicara pertambangan. Baik, bicara bagaimana pengembangan pisang, kangkung hingga pertanian dalam arti luas. Karena, melalui sektor-sektor tersebut, dapat menghasilkan manfaat besar bagi masyarakat dan daerah.
“Mendukung usaha ini, tentu perlu kolaborasi dan kerja keras tak biasa-biasa saja. Alhamdulillah, Kaltim mampu ekspor pisang dengan barang jadi dan siap makan,” jelasnya.
Selain itu, Akmal menjelaskan, saat ini Pemprov Kaltim juga sedang mengembangkan potensi pertanian melalui pemanfaatan lahan eks tambang. Dengan, lahan kritis yang dimiliki eks tambang Pemprov menggerakkan sekolah-sekolah kejuruan maupun menengah atas untuk memanfaatkan itu.
“Kami kerahkan PUPR, Dinas Pertanian, Dinas Lingkungan Hidup, ESDM hingga Pendidikan melalui pelajarnya. Dengan begitu, mereka bisa memanfaatkan lahan kritis menjadi lahan yang bermanfaat bagi masyarakat dan menghasilkan,” pesannya.
Kemudian, Akmal juga berkisah, jika Sulbar memiliki kopi, Kaltim juga punya. Yaitu, kopi liberika. Lokasinya, di Jalan Poros Bontang-Samarinda. Tepatnya, di Prangat Baru.
Bahkan, saat ini lokasi tersebut, sedang dibuat rest area. Sehingga, ketika para pengemudi atau masyarakat singgah di rest area, maka bisa menikmati kopi liberika. “Ini kopi khas Kaltim tidak diambil dari biji kopi dari daerah lain dan tentu berbeda dengan kopi dari Mamasa,” jelasnya.
Kemudian, Pemprov juga mau bekerjasama dengan Sulbar untuk potensi pengelolaan limbah sampah. Yang jelas, Pemprov Kaltim melalui Perusda yang dimiliki siap bekerjasama dengan Pemprov Sulbar.
Hadir membersamai West Sulawesi Invesment Forum 2024, Pj Gubernur Sulbar Dr Bahtiar Baharuddin, Staf Ahli Bidang Pemerataan dan Kemitraan Kementerian Investasi RI Andi Maulana, Deputi Investasi Otorita IKN Agung Wicaksono dan Pejabat Eselon I Pemprov Sulbar, Pejabat Eselon II, III hingga DPRD Sulbar. (*)